Keterangan photo (kiri-kanan): Ari Henryanto Direktur Komersial & Pengembangan Bisnis, Imanuddin Direktur Utama, dan Andi Isnovandiono Direktur Operasional & Tehnik pada acara Media Gathering PTP yang pertama di Brizola Restaurant, Jakarta Selatan, Jumat (3 Mei 2019)
PT Pelabuhan Tanjung Priok atau PTP Multipurpose, salah satu anak usaha dari PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II)/IPC, adalah operator terminal multipurpose yang melayani kegiatan bongkar muat non petikemas, seperti curah cair (liquid) & kering, general cargo, ternak, alat-alat berat, dan lain-lain.
Pada acara Media Gathering yang pertama di Brizola, Jakarta, PTP menghadirkan jajaran direksinya mulai dari Imanuddin Direktur Utama, Ari Henryanto Direktur Komersial & Pengembangan Bisnis, Andi Isnovandiono Direktur Operasional & Tehnik, dan Dewi Fitriyani, Corporate Secretary.
Dalam salah satu presentasinya, Imanuddin mengatakan PTP mentargetkan throughput berbagai jenis kargo pada 2019 ini sebesar 56 juta ton atau sekitar dua kali lipat lebih dari pencapaian 2018 yang sebesar 22 juta ton.
Target itu nantinya ditunjang dengan ekspansi bisnis yang pada tahun 2018 hanya beroperasi di 5 pelabuhan – Tanjung Priok, Panjang, Bengkulu, Jambi, dan Banten. “Di tahun 2019 ini PTP akan mengoperasikan 5 cabang (pelabuhan milik Pelindo II) – Palembang Sumatera Selatan), Pangkal Balam (Pulau Bangka), Tanjung Pandan (Pulau Belitung), Cirebon (Jawa Barat), dan Teluk Bayur (Sumatera Barat),” jelasnya.
Di pelabuhan-pelabuhan cabang tersebut, PTP menangani ekspor dan impor utamanya komoditas dari hasil pertambangan, perkebunan serta pertanian, terutama unggulan Indonesia, batu bara dan minyak kelapa sawit (CPO). Komoditas lainnya, bijih besi, semen, kimia dan lainnya.
“PTP tidak beroperasi di cabang Pontianak karena dikhususkan untuk petikemas, dan cabang Sunda Kelapa yang dikhususkan sebagai heritage port, untuk pariwisata,” kata Imanuddin.
Selain itu, lanjut dia, untuk mencapai target itu, PTP siap ekspansi operasi bisnis ke wilayah Pelindo I (Sumatera bagian utara dan Batam), III (Jawa Timur & Jawa Tengah, Kalimantan Selatan & Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat & Timur), dan IV (Sulawesi, Papua dan Maluku).
Di depan media, Dirut PTP ini juga menjelaskan strategi lainnya untuk mencapai target adalah melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang mempunyai terminal pelabuhan sendiri atau TUKS (Termnal Untuk Kepentingan Sendiri). Caranya bisa dengan kerjasama pengoperasian atau investasi modal dengan membangun terminal pelabuhan yang baru. “Tujuannya agar dapat memberikan pelayanan kepelabuhanan yang berkualitas, fleksibel, cepat, dan fokus dalam efisiensi biaya operasi,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Imanuddin juga menjelaskan, negara Indonesia adalah eksportir nomor 2 terbesar di dunia khusus CPO, dan belajar dari Malaysia (eksportir CPO nomor 1 di dunia), cara mendistribusikan CPO nya dengan membangun hub tanki CPO di negara Turki, lalu didistribusikan ke wilayah Eropa. “Ke depannya, PTP (Indonesia) juga akan mendirikan hub tanki CPO distribusi luar negeri. Prospek kami adalah negara Pakistan. Belum lama ini kami sudah melakukan pembicaraan dengan mereka (Pakistan),” kata Imanuddin, yang juga dikonfirmasi oleh Andi Isnovandiono Direktur Operasional & Tehnik, disebelahnya.
Sesuai dengan visi PTP adalah menjadi Smart Operator Terminal Kelas Dunia berbasis Platform yang merupakan pilihan pertama pelanggan. Oleh karena itu PTP telah melengkapi terminal operatornya dengan peralatan bongkar muat yang modern dan tersertifikasi, penggunaan sistem informasi yang terkini untuk terminal non petikemas canggih sebagai penunjang kegiatan operasional, didukung sumber daya manusia yang berpengalaman di bidang kepelabuhanan.