Skip to content

Galangan China Kemungkinan Menangkan Pembangunan Kapal Hapag-Lloyd Senilai $1.11 Milyar

Dua galangan kapal China, Hudong-Zhonghua dan Jiangnan, kemungkinan akan menjadi pemenang dalam pembangunan enam kapal container (mega containership) dari perusahaan pelayaran Jerman Hapag-Lloyd senilai KRW 1,35 triliun atau $1,11 Milyar.

Menurut analisis TradeWinds, kendati pengadaan enam kapal tersebut dilakukan secara tender, namun kemungkinan besar galangan-galangan kapal di China akan lebih berpeluang mengingat dukungan pemerintah China terhadap industry galangan di negara tersebut begitu besar termasuk dalam aspek pembiayaan. “Hapag-Lloyd kemungkinan besar akan memilih galangan di China,” tulis TradeWinds.

Get Free Latest Magazine by Join Our Weekly Newsletter:Click here to join free weekly newsletter

China dan Korea Selatan merupakan dua negara unggulan dalam industry galangan kapal. Setelah sekian lama menduki posisi teratas dari segi total order, sejak 2007, Korea Selatan kehilnagan posisi tersebut, dan diambil alih China, walau Korea Selatan masih menduduki posisi teratas dari segi keunggulan teknologi.

Tiga galangan Korea Selatan yakni Hyundai Heavy Industries, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering dan Samsung Heavy Industries masih mendominasi dalam pembuatan kapal-kapal besar, termasuk kapal kontener berukuran 20,000 TEU ke atas. Ini karena kapal-kapal besar membutuhkan desain kapal dan teknologi konstruksi yang lebih canggih. Dan ketiga galangan Korea tersebut masih lebih unggul dalam hal ini jika dibandingkan dengan galangan-galangan di China.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, trend ini juga bergeser ke China. Galangan-galangan kapal di China juga sudah menjadi pilihan bagi pemesanan kapal-kapal besar bahkan kapal kontener 23,000 TEU.

Pada tahun 2018, misalnya, perusahaan pelayaran Perancis CMA-CGM menujuk Hudong-Zhonghua dari China untuk pembangunan kapal kontainer 23.000 TEU. Pada tahun yang sama, Tiger Group asal Hong Kong juga meng-order pembangunan 10 kapal kontainer 14.000 TEU kepada Yangtze Shipbuilding daro China. Dan tahun lalu (2019), sebuah perusahaan energi A.S. memesan 17 kapal tanker pengangkut etanol (Very Large Ethanol Carriers=VLEC) ke galangan kapal di bawah Grup CSSC di Cina.

Menurut analisis TradeWinds, dukungan Pemerintah China dari sisi financing juga membantu sangat membantu perkembangan galangan-galangan China berkembang pesat. “Hambatan teknis termasuk soal financing bisa diatasi dengan besarnya dukungan pemerintah,” demikian komentar TradeWinds.

CSSC Leasing, divisi leasing Group CSSC misalnya, mendukung perusahaan pelayaran luar negeri dengan pembayaran kontrak ketika mereka melakukan pemesanan melalui CSSC Leasing. Selain itu, industri keuangan China juga menerapkan system Sales and Leaseback (S&LB) di mana perusahaan keuangan China mengambil alih sebuah kapal dari perusahaan pelayaran dan menyewanya ke perusahaan pelayaran lain untuk memberikan dukungan likuiditas kepadanya.

Join Telegram Group Shipping & Logistics: t.me/shippinglogistics

Sementara itu, industri galangan kapal di Korea Selatan sebenarnya mengharapkan pemerintahannya untuk melakukan hal sama dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah China. Namun system di Korea Selatan tidak demikian. Ini tentu sangat memberatkan usaha industry galangan kapal mengingat sebagian besar kontrak pembangunan kapal bersifat ‘heavy tailed’ artinya pelunasan 50% nilai kontrak baru dilakukan pada saat serah terima setelah pekerjaan selesai. Padahal, galangan baru bisa membangun kapal jika jika sudah mendapatkan dana operasional. Jika tidak ada dana operasional, tentu sangat sulit untuk menyelesaikan pembangunan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *