Skip to content

Jumlah Pesanan Container Box Baru Tahun Lalu Catat Rekor, Harga Naik 35%

Jumlah tambahan peti kemas (container box) tahun lalu tercatat sebagai rekor teringgi dalam sejarah. Menurut data Drewry Shipping Consultants, sebanyak 7,2 juta TEUs container box masuk ke pasaran pada 2021, sehingga total container box yang beredar mencapai 50.5 juta TEU, atau mengalami peningkatan 14% dari total container beredar pada tahun 2020. Ini juga menjadi rekor tersendiri dalam industry container  shipping.

Tingginya jumlah container box baru tersebut didorong oleh permintaan yang meningkat drastis, baik dari perusahaan pelayaran, operator logistic, maupun BCO yang berusaha melindungi rantai pasok mereka.

Get Free Latest Magazine by Join Our Weekly Newsletter:Click here to join free weekly newsletter

Menurut John Fossey, analis senior untuk peralatan peti kemas di Drewry Shipping Consultants, produksi peralatan akan turun menjadi 4,5 juta hingga 4,8 juta TEU tahun ini. Kendati demikian ini masih akan menempati peringkat sebagai rekor peningkatan tahunan tertinggi kedua.

Permintaan terhadap peti kemas saat ini semakin tinggi sejalan dengan pemulihan Covid-19 terus berlanjut. “Kami melihat pertumbuhan yang berkelanjutan di sektor produk yang mudah rusak, makanan, minuman, serta obat-obatan. Hal ini mendorong kenaikan permintaan reefer container (container box berpendingin),” kata  Fossey.

Selain itu, gangguan rantai pasok sebagai dampak dari kongesti di pelabuhan menuntut ketersediaan jumlah peti kemas yang lebih banyak. “Butuh waktu lebih lama bagi peti kemas-peti kemas ini untuk menyelesaikan perjalanannya dan dikembalikan ke area permintaan. Ini tentu membutuhkan stok yang lebih banyak,” lanjut Fossey.

Fossey menambahkan, faktor lain yang mempengaruhi tingginya pesanan baru karena ada kebutuhan untuk menggantikan peti kemas yang umur pakainya sudah melampaui batas maksimal. Siklus operasional normal peti kemas biasanya antara 12 hingga 15 tahun.

Tahun lalu, karena terjadinya kongesti, cycle-time peti kemas memang lebih lama, rata-rata 30% lebih lama dari tahun sebelumnya (2020). Hal ini disebabkan karena terjadinya kongesti yang parah di sejumlah Pelabuhan, terutama di AS dan Eropa.

Pekan lalu pelayaran Jepang ONE mengatakan bahwa, selain memesan lebih banyak peti kemas, pihaknya juga telah mengerahkan sejumlah kapal untuk mengangkut empty container (kontainer kosong) untuk dikembalikan ke Asia.

Drewry mencatat bahwa pada tahun lalu penyewa peti kemas menguasai 51,5% dari container box yang beredar, turun dari angka 52% pada 2020. Diperkirakan tahun ini akan turun lagi ke level 49% karena perusahaan pelayaran akan terus berupaya meningkatkan porsi penguasaannya.

Harga Container Box Naik 35%

Drewry mengungkapkan saat ini, pasar pembuat peti kemas didominasi oleh China yang menyumbang sekitar 97% dari total produksi tahun lalu. Namun, Fossey mengatakan terdapat dua pabrik baru yang beroperasi di Vietnam tahun ini yang lambat laun dapat meningkatkan produksi hingga sekitar 1 juta TEUs dalam satu tahun.

Pabrik baru Vietnam ini, menurut Fossey, akan mempengaruhi harga peti kemas. Sejak awal pandemi, harga peti kemas naik 35%, menjadi sekitar USD 6.250/box 40ft. Namun, Fossey prediksi harga peti kemas tidak akan turun ke level pre-pandemi.

Join Telegram Group Shipping & Logistics:

Peti kemas bekas yang sering digunakan kembali sebagai unit penyimpanan ketika umur pakainya sudah habis harganya hampir dua kali lipat dalam dua tahun terakhir. Menurut sumber The Loadstar, unit 40 kaki berusia 15 tahun itu menguat lebih dari USD 4.000 di bursa penjualan. Namun, data Container xChange menunjukkan tren penurunan harga peralatan bekas saat ini, dengan indeks pasar online yang menunjukkan nilai rata-rata untuk peti kemas 20 kaki dan 40 kaki turun sekitar 10% sejak November.