Moncer-nya bisnis pelayaran kontainer selama setahun terakhir membawa berkah luar biasa bagi perusahaan pelayaran yang sebelumnya mengalami kesulitan finansial. Salah satu yang mengambil berkah tersebut adalah Pacific International Lines (PIL), sebuah perusahaan pelayaran Singapura.
Betapa tidak, PIL yang dua tahun lalu hampir kolaps sebelum mendapatakan suntikan modal dari pemerintah Singapura melalui Temasek Holdings, kini mulai bangkit. Tidak hanya mampu mulai menyicil utang-utang yang sebelumnya tertunda dibayar, bahkan perusahaan ini sudah mulai lagi melakukan investasi pengadaan armada baru.
PIL dilaporkan baru saja memesan dua kapal container, setelah tujuh tahun absen memesan kapal baru karena masalah finansial.
Sumber dari Jiangnan Shipyard, sebuah galangan kapal BUMN China mengkonfirmasi hal tersebut sebagaimana ditulis The Loadstar. PIL dilaporkan memesan dua kapal container berukuran 13,000 TEUs berbahan bakar LNG, dengan opsi tambahan dua lainnya.
PIL akan merogoh kocek $160 juta untuk masing-masing unitnya yang rencananya akan selesai dibangun pada tahun 2024.
PIL terakhir kali memesan kapal baru pada tahun 2015 dan selesai dibangun pada tahun 2018-2019. Saat itu PIL memesan tujuh unit kapal 11.923 TUEs dari galangan kapal Yangzijiang, China. Namun saat ini, yang tersisa hanya dua unit, lima unit lainnya sudah dijual untuk membantu keuangan perusahaan saat itu.
Saat ini, menurut Alphaliner, PIL mengoperasikan 84 unit kapal dengan total slot mencapai 268.000 TEUs. Dari jumlah tersebut, 57 unit (136.600 TEUs) merupakan milik sendiri, dan sisanya (27 unit) merupakan kapal charter.
Untuk mengatasi kesulitan finasial yang terus mengalami kerugian selama 2018-2020, pada bulan Maret 2021, PIL melego 75% sahamnya kepada Heliconia Capital, sebuah unit perusahaan investasi pemerintah Singapura Temasek Holdings. PIL mendapatkan dana segar $600 juta hasil transaksi tersebut.